Di sore hari
rasanya gabut ntah mau ngapain, buka laptop rencana mau nugas atau mencari inspirasi
tapi itu hanya sebuah wacara. Wacana forever. Buka satu folder pindah ke folder
lain gitu-gitu doang sih. Sampailah di suatu
ketika aku menemukan foto-foto yang cukup membuat diri ini terkejut bahwa
ternyata aku pernah punya kucing. Memang dulu para kucing kampung selalu
singgah di rumah ntah untuk sekedar ngantri berebut tulang ikan atau betah
menyewa ruangan dirumah untuk menetap.
Aku mulai mengenal kehadiran kucing sejak masih menyandang gelar “Taman Kanak-Kanak”. Selalu merasa sepi soalnya di siang hari aku hanya berdua dengan ibuk. Dulu hasrat ingin memiliki seorang adik sangat besar, bahkan aku pernah berkata “kapan aku punya adik buk, temen-temen semua pada punya adik,” sontakku. Sendiri saat bermain masak-masakan, main boneka bongkar pasang. Yah dulu sekitar rumahku kurang aman untuk bergaul, oleh sebab itu sejak umur tiga tahun aku sudah masuk TK. Dan ketika sudah berumur lima tahun aku sudah Sekolah Dasar. Dulu sejak umur setahun, dua tahun tidak terbayangkan pergaulanku yang tidak dapat terkatakan. Bangun tidur langsung ke rumah kawan, sampai ke ujung gang pun ku lakoni. Dulu yang menjaga ku dirumah yaitu uwak, yah ibukku seorang wanita karier. Suara uwak cukup gede untuk memanggil namaku, teriak dari depan rumah sekedar mengingatkanku untuk makan siang atau pun kembali ke rumah dikarenakan hari sudah magrib.
Aku mulai mengenal kehadiran kucing sejak masih menyandang gelar “Taman Kanak-Kanak”. Selalu merasa sepi soalnya di siang hari aku hanya berdua dengan ibuk. Dulu hasrat ingin memiliki seorang adik sangat besar, bahkan aku pernah berkata “kapan aku punya adik buk, temen-temen semua pada punya adik,” sontakku. Sendiri saat bermain masak-masakan, main boneka bongkar pasang. Yah dulu sekitar rumahku kurang aman untuk bergaul, oleh sebab itu sejak umur tiga tahun aku sudah masuk TK. Dan ketika sudah berumur lima tahun aku sudah Sekolah Dasar. Dulu sejak umur setahun, dua tahun tidak terbayangkan pergaulanku yang tidak dapat terkatakan. Bangun tidur langsung ke rumah kawan, sampai ke ujung gang pun ku lakoni. Dulu yang menjaga ku dirumah yaitu uwak, yah ibukku seorang wanita karier. Suara uwak cukup gede untuk memanggil namaku, teriak dari depan rumah sekedar mengingatkanku untuk makan siang atau pun kembali ke rumah dikarenakan hari sudah magrib.
Uwak cukup jera dengan
tingkahku yang tidak betah dirumah, alhasil uwak selalu menggembok pintu pagar
agar aku menetap dirumah. Namun itu tidak mempan karena aku akan nangis
terisak-isak berteriak untuk diperbolehkan main ke luar rumah. Tetap saja uwak
tidak memberi izin. Singkat cerita ketika pulang sekolah (TK) aku ngerasa sepi ketika sudah sampai rumah, lalu aku berpikir untuk mencari pengganti seorang
“adik” dengan hal lain yang hampir mirip. Mungkin kalau kalian tau ada robot kucing yang dapat bergerak dengan bantuan
remot, yah aku cukup terhibur dengannya. Namun itu masih kurang. Hingga suatu
ketika ada seekor kucing kampung datang ke rumah untuk mengemis tulang
ikan. Aneh, itu pertama kali nya ada kucing yang mampir dirumah. Pagar rumahku
cukup tinggi dan heran bagaimana caranya dia bisa masuk. Sebelum peristiwa itu
terjadi, aku hanya mengenal kucing ketika di sekolah.
Sejak saat itulah aku
mengenal kucing yang ramah dan comel, dapat ku anggap sebagai pengganti adik
yang selama ini selalu aku idam-idamkan. Sontak langsung aku memeluknya,
mengelus-elus kepala nya yang mini. Namun tak lama kemudian, kakakku tak
sengaja melihat hal tersebut. Dia berteriak dan memarahiku, dan mengadukan hal
tersebut kepada ibuk. Sejak saat itu aku tidak diperbolehkan bermain dengannya.
Hingga kini, kucing tidak dapat dipisahkan dariku. Walaupun aku tidak
diizinkan untuk memegang nya tapi alhamdulillah masih diperbolehkan untuk memberi makan, itu
sudah cukup membuatku bahagia. Kalau dihitung dengan jari, tidak dapat
terhitung sudah berapa banyak kucing yang berdatangan ke rumah. Mulai dari yang
manja, tukang gigit, tukang manjat, tukang pup, tukang pipis, ada yang pintar,
ada yang stupid. Hal yang paling
menyedihkan itu ketika mereka meninggal, sedih parah. Ngeliat dia tertidur tidak berdaya rasanya itu sungguh menyedihkan.
Namun kini aku sudah
tidak memiliki kucing peliharaan lagi, disebabkan karena kucing ku yang kali
ini sungguh luar biasa membuat repot orang rumah. Dia memiliki kemampuan
melompat yang luar biasa. Bisa-bisanya dia tiba-tiba sudah berada di kamar
ketika semua sudah tidur, dia adalah kucing betina yang suburnya tidak ada tandingan
nya. Bukannya bertumbuh besar namun setiap dia melahirkan, anak kucing tersebut tidak pernah diurusnya dan alhasil meninggal.
Karena kemampuan melompatnya yang sungguh luar biasa, finally tembok rumah yang dapat dilompati dengan jendela, semua
penuh dengan kaki kucing. Suka pipis sembarangan, siapa yang tidak kesal
dengannya. Aku tetap melarang agar orang rumah tidak membuangnya, namun hal itu tidak berhasil. Mungkin karena
aku jarang dirumah, hanya malam hari ketika pulang kuliah. Dari pagi hingga
siang aku tidak mengetahui apa saja yang sudah terjadi seharian dan aku memaklumi mengapa mereka sangat keras
untuk membuang kucing itu, tidak tega juga melihat mereka marah-marah gak jelas
hanya karena kucing. Bahkan tetangga pun tau akan hal itu. Sejak itu aku tidak
memiliki pengganti. Mungkin dia akan bahagia dengan majikan barunya.
Dan kini ter flashback bahwa ternyata aku pernah
punya kucing yang beragam jenis dan sifatnya. Ini hanya beberapa foto kucing yang sempat terdokumentasi lewat handphone, selebihnya
mereka akan tersimpan dalam kenangan.
Comments
Post a Comment