Di tahun 2019 ini rakyat Indonesia akan melakukan pesta demokrasi berupa
pemilihan umum (Pemilu). Pemilihan umum adalah proses
pemilihan para kandidat untuk mengisi jabatan-jabatan politik
tertentu. Pemilihannya mulai dari presiden, wakil rakyat di
berbagai tingkat pemerintahan. Pemilu sebagai suatu agenda bersama dimana
kedaulatan negara berada di tangan masyarakat dan sudah wajib hukumnya bagi
kita untuk menyalurkan suara untuk memilih calon kandidat yang amanah demi
terciptanya Indonesia yang lebih baik. Para kandidat akan saling berlomba untuk
menggencarkan janji-janji, program-program terbaik mereka kepada para pemilih
(konstituen) di masa kampanye. Masa waktu kampanye para kandidat diawasi oleh Badan
Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) hingga hari pemungutan suara tiba. Kandidat
pemilu diharapkan dapat melaksanakan kampanye secara tertib, aman serta
berkompetisi secara sehat sehingga tidak terjadinya politik kotor yang dapat
memecah belah Bangsa Indonesia. Namun tak
jarang dalam masa kampannye, terdapat banyak pro dan kontra yang terjadi dengan
adanya perbedaan persepsi masyarakat terhadap pilihan para kandidat. Di masa
kampanye inilah para timses (tim sukses) dari kandidat tersebut akan merancang
starategi agar kandidat yang mereka usung mendapat perhatian bagus di mata masyarakat.
Kampanye yang dilakukan biasanya berupa blusukan turun ke masyakrakat untuk
mendengarkan keluhan rakyat secara nyata di lapangan. Di tengah kemajuan teknologi
digital seperti saat ini, para timses juga memanfaatkan media sosial sebagai
media alternatif promosi apalagi segala pemberitaan terkini dapat kita genggam
lewat kecanggihan smartphone. Timses
akan memaparkan deretan postingan foto maupun video dari kandidat tertentu yang
telah melakukan blusukan, memaparkan deretan prestasi beserta pengalaman
terbaik para kandidat, memaparkan keseharian kehidupan bahkan hobi dan
kegemaran para kandidat sehingga masyarakat dapat mengenal lebih dekat kepada para
kandidat ibarat katanya akan menambah keyakinan masyarakat untuk memilih mereka
sebagai wakil rakyat yang amanah.
Namun yang tengah terjadi malah sebaliknya masih terdapat timses yang
menyalahgunakan media sosial dengan niatan buruk yaitu menjatuhkan lawan
pasangan kandidat mereka seperti memberitakan informasi yang tidak valid
kebenarannya, atau biasa disebut dengan berita hoax. Kini berita hoax sangat
banyak beredaran di media sosial, sebagai salah satu strategi yang bisa digunakan
untuk menjatuhkan lawan kandidat. Tidak jarang di media sosial terdapat
iklan-iklan yang berisikan berita, foto bahkan video yang secara tidak tidak
sengaja muncul di beranda media sosial kita dan informasi yang diberitakan
adalah tidak benar (hoax). Hal tersebut bisa berakibat fatal jika masyarakat tidak
menyaring terlebih dahulu terhadap apa yang sudah mereka konsumsi. Berita hoax ini
dapat menggoyahkan pemikiran para konstituen yang sebelumnya sudah tetap
pendirian untuk memilih si A namun karena sudah mengkonsumsi informasi hoax tersebut
sehingga pemikirannya berubah untuk memilih si Y. Kementerian Komunikasi dan
Informatika Republik Indonesia juga menemukan beredarnya berita hoax seperti di
media sosial Facebook, Twitter, Instagram, dll. Jika berita hoax ini terus
beredaran luas di masyarakat maka dapat memicu perdebatan politik bahkan
menimbulkan perpecahan dan keberagaman di masyarakat.
Sebagai masyarakat yang cerdas, kita diharapkan ketika mengonsumsi berita
politik yang berkaitan dengan para kandidat, diharapkan untuk menyaring
informasi terlebih dahulu dengan menganalisis keakuratan isi berita, apakah
sumber berita berasal dari institusi resmi seperti KPK/POLRI, apakah berita itu
dibuat oleh ormas-ormas yang menjadi timses kandidat tersebut dan kita dapat
mengecek apakah foto yang dilampirkan berupa foto asli atau tidak dengan
melakukan drag and drop ke kolom pencarian google image, hasil dari pencarian
tersebut akan menyajikan foto-foto yang sama yang terdapat di internet sehingga
dapat dibandingkan. Namun harus diakui bahwa tidak semua timses itu buruk, dan
tidak semua masyarakat Indonesia menelan bulat-bulat terhadap informasi apa
yang sudah mereka konsumsi. Bahkan masih banyak masyarakat kritis terutama para
milenial yang tanggap dengan tidak
merespon berita-berita hoax yang beredaran. Alangkah baiknya untuk
membandingkan kandidat mana yang pantas dipilih sebagai wakil rakyat adalah
dengan mengkonsumsi informasi hanya berasal dari situs terpercaya dan resmi
dilengkapi dengan tanggapan langsung dari pihak yang berwenang, selain itu
dengan menonton debat wakil rakyat yang diselenggarakan oleh Badan
Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu)
sehingga masyarakat dapat mengetahui kualitas dari masing-masing kandidat dalam
berbagi hal baik itu beradu argumen, pemberian solusi atas permasalahan yang
terjadi, mengetahui visi misi kandidat, dan program kerja yang akan mereka
laksanakan. Siapa pun yang mencalonkan menjadi wakil rakyat adalah putra putri
terbaik Indonesia yang sudah memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan, dan
mereka yang mencalonkan memiliki tujuan yang sama yaitu menghadirkan Indonesia
yang lebih baik dari sebelumnya. Sehingga dapat terwujudnya Pemilu 2019 yang
damai, berkualitas dan bermartabat serta terwujudnya keberlangsungan
pembangunan nasional.
Comments
Post a Comment